Senin, 23 Januari 2012

Puisimini-Halaman 113


Seperti Pasir

Seperti pasir
Satu per (selanjutnya baca DISINI)

***
(Terbit di Harian Pagi METRO RIAU edisi : Minggu, 12 Februari 2012)



Di Tengah Padang Ilalang

Di tengah padang ilalang
Kubenamkan (selanjutnya baca DISINI)

***
(Terbit di Harian Pagi METRO RIAU edisi : Minggu, 12 Februari 2012)


Puisimini-Halaman 112


Cemburu (Ups!)

Ups!
Kau cemburui aku
Saat berdua (selanjutnya baca DISINI)

***



Kubur

Setelah tujuh langkah
Aku segera dijajah (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 111


Cemburu (Ups!)

Ups!
Kau cemburui aku
Saat berdua dengan dirimu yang lain

***



Kubur

Setelah tujuh langkah
Aku segera dijajah
Dan kau tak merasa gelisah

***

Puisimini-Halaman 110


Mahsyar

Di gurun mahsyar
Aku terkapar (selanjutnya baca DISINI)

***



Daun

Gugur daun-daun
Hanya aku yang (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Yang


Yang ku kata yang
Ku lihat
Baca Seterusnya...

Puisimini-Halaman 109


17 Agustus Versus 17 Ramadhan

“Merdeka!”, kataku
Pahlawan cemberut (selanjutnya baca DISINI)

***



Do’a (2)

Aku ingin sujud
Hingga (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 108


O

O darah, o gundah
Telah menyerlah o dalam (selanjutnya baca DISINI)

***



Ramadhan

Dalam Ramadhan
Mari kecapi aroma syurga (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 107


Bisik
: buat sebuah nama

Pssst…
Dengarkan aku berbisik
Aku muak (selanjutnya baca DISINI)

***



Basah

Kaki ini telah basah
oleh (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 106


Do’a

Yang segala Maha
Maafkan air mata (selanjutnya baca DISINI)

***



Pisah

Ku aku
Kau (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Cerpen


Pada akhirnya kita kan berkata,
"Maaf, masih banyak mimpi yang harus ku capai"...
Baca Seterusnya...

Puisimini-Halaman 105


Permintaan

Ku katakan pada malam
“peluk aku (selanjutnya baca DISINI)

***



Diam-diam

Diam-diam ku temui tawa
Tanpa berpamit (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 104


Sebelum Sampai

Sebelum sampai aku pada luka
Akan kujemput darah (selanjutnya baca DISINI)

***



Puasa

Setelah berpuasa
Pada akhirnya, (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 103


Mungkin Tak Mungkin

…maka kemungkinan dan ketakmungkinan itu
Adalah sama (selanjutnya baca DISINI)

***



Ahlan Wa Sahlan

Selamat datang
Untuk bulan (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 102


Yang Celaka

Terang mata tak terang hati
Jelas telinga (selanjutnya baca DISINI)

***



Nafas (2)

Segenap tatap menuju kebutaan yang gelap
Serongga kata (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Tentang persahabatan


Kemarin kita tertawa
Hahaha
Hingga hari ini masih tertawa
Hahaha
Baca Seterusnya...

Puisimini-Halaman 101


Tahajud

Dalam kedalaman kata, tersimpan luka
Maka dalam tahajud, (selanjutnya baca DISINI)

***



Pada Zuhur Ini

Pada zuhur ini aku bertafakur
Mengukur jalur (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 100


Engkau

Dalam ketidakbenaran telah bersimpuh ketersalahan yang meng-aku
Maka dalam kenyataan, (selanjutnya baca DISINI)

***



Tawa dan Luka

Sesempurna tawa, sempurnalah luka
Maka (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 99


Agustus 2011





Subuh Ini

Subuh ini mengingatkanku pada nama-Mu yang teduh
Lalu merengkuhku (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 97


Telapak Tangan

Buka telapak tanganmu, dik
Akan kutanam (selanjutnya baca DISINI)

***



Merah

Ku katakan aku cinta
Pipimu memerah (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Luka Puisi


"Apa?, kau masih menulis puisi di zaman ini?", kata seorang teman
padaku
saat tuts-tuts keyboard berdetak-dentum oleh jariku.
Baca Seterusnya...

Puisimini-Halaman 96


Loh?

Loh?
Kau sebut cinta (selanjutnya baca DISINI)

***



Arti

Bulan tenggelam
Artinya (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 95


Perbandingan

Di langit;
Awan, bintang, bulan dan matahari
Di mata kau; (selanjutnya baca DISINI)

***



Dinding (Busur Panah)

Sandarkan tubuhmu pada dinding itu, dik
Letakkan balon dusta (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 94


Kartu Nama

Ini kartu namaku
: ini nomor kamarku (selanjutnya baca DISINI)

***



Padang Rumput

Mari berbaring
Diatas padang rumput
Lalu mulai (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 93


Selasa Rabu

Selasa
Pecah asa
Rabu (selanjutnya baca DISINI)

***



Jera

Buat aku jera mempermainkan wanita
: caranya? (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Perjalanan


Yang luka,
                        Darah
Yang darah,
                                                Merah
Yang merah,
                        Hati
Yang hati,
                                                Aku
Yang aku,
                        Baca Seterusnya...

Minggu, 15 Januari 2012

Cinta Itu...

Cinta itu KAMU. Kamu yang tersenyum saat menangkap tatapan kosongku, kamu yang manyun setelah kudaratkan kecup yang merusak make-up di keningmu, kamu yang tertawa terbahak-bahak saat melihatku seperti bocah ingusan kala kau tatap aku, kamu yang menangis karna dalam sehari tak mendapatkan pesan singkat dariku, kamu yang didalamnya ada aku.

Fiksimini-Pisah

"Mari kita jalani hidup yang panjang ini menggunakan kaki masing-masing"
"Artinya?"
"Hapus semua langkah yang pernah kita cita-citakan bersama"
"Artinya"
...............
tak lagi kujawab. Biar angin yang menjadi ilham di hatimu.

***
5:19p.m
1/14/12

Puisimini-Halaman 92


Dulu
: buat Suharita

Begitu bahagia aku mengenalmu
-selama setahun ini-
Dulu kau dimana?, (selanjutnya baca DISINI)

***



Setengah

Setengah dari kasihku, kasih kau
Setengah dari sayangku, (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 91


Setiakah?

Setiakah jika aku
Hanya mencintaimu (selanjutnya baca DISINI)

***



Berakhir Apa?

Jika ku mulai
Berakhir luka (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisi-Puisi (Untukmu)


Lama tak menulis puisi untukmu, dik
angin terlalu jauh membuatku tersesat
Baca Seterusnya...

Puisimini-Halaman 90


Kehilangan Versus Kehadiran

Wanitaku pergi
Kau sebut itu (selanjutnya baca DISINI)

***



: Aku Tak Mengerti

Dampingi aku, katamu
Lalu (selanjutnya baca DISINI)

***

Puisimini-Halaman 89


Jari Manis

Kau petik sebutir bintang
Kau pinta aku (selanjutnya baca DISINI)

***



Tak Berujung

Sejauh apa tatapku
Di matamu? (selanjutnya baca DISINI)

***