Andre
Siapa sech yang nggak kenal Andre. Seisi
sekolah pasti kenal dengan anak kelas X I(Sebelas) IPA 1 ini. Cowok keren,
Ketua OSIS, jago basket, selalu rangking di kelas, hmmm apa lagi yach. Oh iya,
cowok bernama lengkap Andre Mario Sandy ini punya tongkrongan keren, Honda Jazz
warna itam ceper plus modif luar dalam. Hemmm,, bukan itu sich, satu item
lagi yaitu Andre itu rajin solat 5
waktu.
Wow, Amazing,, hmmm lebih tepatnya lagi
super amazing. Cewek mana sech yang
bakalan nolak jadi ceweknya. Kalo lagi jalan aja, melintas di depan kelas lain
cewek-cewek pada bisik-bisik tetangga membicarakan penampilan Ketua OSIS yang
macho itu. Tak kan ada yang melewatkannya.
Jennifer cs, adalah salah satu fans-nya
Andre. Kebetulan Jennifer adalah salah Sekretaris OSIS juga. Cewek anak kelas
XI IPA 5 ini kebetulan anak kepala sekolah. Jadi wajar aja kalo dia bisa jadi
sekretaris OSIS. Jennifer anaknya cantik, rambutnya panjang plus dikeriting,
kulitnya putih, tinggi. Hmm kayak model aja. Yap, kebetulan Jen memang seorang
model sampul majalah-majalah remaja. Yachhh, walopun soal otak sedikit jeblok,
namun berkat kenalan sang Papa, Jen bisa jadi model terkenal.
Setiap hari Jen selalu menyiapkan agenda
OSIS, kegiatan OSIS, mencatat hasil rapat, hadir di ruang OSIS, dan
mengingatkan jadwal maen basket Andre. Tapi tunggu, kayaknya yang terakhir itu
nggak tugasnya sekretaris dech. Tapi ehem,, sebagai sekretaris yang baik
tentunya selalu mengingatkan Ketua OSIS. Yap jawaban bisa diterima.
Kayaknya nggak ada dech yang bisa
ngegusur posisi Jen yang statusnya deket ama Andre. Meskipun semua tahu kalau
Andre belum nembak Jen. Namun seolah-olah bagi Jen Andre adalah miliknya.
Pernah Vina anak kelas sepuluh nyari
perhatian Andre. Minta tolong ajarin pe-er matematika yang super sulit. No way!
Jen langsung ‘nge blok’ Vina dengan akal-akalan bakal rapat OSIS. Siapapun
cewek itu kayaknya nggak bakalan bisa dapetin Andre.
Seperti biasanya, salah satu agenda
rutin tahunan bakal dilaksanakan. Pentas Seni SMA Jati Luhur bakal diadakan
sebentar lagi. Berhubung Jen anakknya Pak Kepsek, maka wajar aja tahun ini
pentas seni dibuat lebih meriah dan lebih wah. Rencananya pentas akan
dilaksanakan di sebuah gedung dan malamnya akan diadakan penghargaan bagi para
siswa yang berbakat dalam bidang seni dan so pastinya nge band.
“Saksikanlah. Pentas seni ke-21 SMA
Jatiluhur . Tempat Gedung Intan , Hotel Ratu Indah. Tanggal 9 September.
Dresscode: cowok-tuxedo cewek-dress warna hijau “
Semua orang berdesakan melihat
pengumuman yang terpampang di tempat strategis seperti depan OSIS, dekat
lapangan, ruang serbaguna, dan lainnya. Semuanya pada sibuk mikirin gaun apa
yang bakal dipakai nanti, model apa, sepatunya, terus rambutnya dibuat model
apa.
“Pestanya kan masih sebulan lagi,”
“Iya sich,, tapi aku nggak punya gaun
lho,” gumam Dini setengah hati.
Semua orang mungkin sibuk mempersiapkan
gaya buat pentas seni. Namun bakal jadi suatu hal yang ribet bagi Dini. Gaun ohhhh gaunnn…
“Rencananya gue mau bikin gaun ke
desainer ,, itu lho mas Alex yang terkenal gitu. Tar pulang sekolah gue mau ke
tempatnya buat ngukur . Bahannya aku minta yang import biar bagus,” Jen
bercerita di depan anak-anak lainnya. So pasti tujuannya tidak lain tidak bukan
adalah mau bikin ngiri semua orang. Tidak ada yang lebih dari Jen.
“Ndre, lo mau kan bareng gue di Pentas
Seni nanti,?”
“ Jen, ya ampun, kamu gimana sich.
Makanya jangan terlalu banyak mikir,” sesungging senyum Andre terlihat sangat
luar biasa.
“Jadi… maksud lo ndre……” Jennifer
sekedar memastikan kalau Andre bakal jadi kekasihnya di malam Pentas Seni
nanti.
“Ya iya lah Jen, kamu kan sekretaris
OSIS jadi memang sesuai acara kita ditambah dengan bendahara ama seksi OSIS
lainnya akan nampil di pentas bareng-bareng plus kasih sambutan gitu,”.
“Ndreee….” Sambil tersenyum dengan gigi
rapat sebenarnya Jen sedikit malu. Bukan itu yang gue maksud Andree… gerutunya dalam hati.
Malam pentas seni adalah malam yang
ditunggu semua anak-anak Jati Luhur. Anak-anak band udah pada sibuk latihan band. Nyiapin perform terbaik.
Girl dance juga udah pada latihan sepulan sekolah ama guru Kesenian. Lagunya
keren euyy—Justin Bieber. Bakal jadi lagu buat pengiring bagi dancer-dancer
cantik itu.
Dini, Kiky, Vira, dan Anis juga pengen
datang ke pesta itu. Tapi mereka nggak punya gaun, apalagi gaun warna hijau.
“Duhh, mau minta ama ortu pasti kena
marah. Gaun itu kan harganya mahal,” ujar Vira.
“Gue punya tabungan sich tapi kayaknya
nggak cukup dech,” sebut Anis.
Dini hanya diam saja. Boro-boro mikirin
gaun, sekolah aja sukur-sukur dari bea siswa. Kayaknya Dini nggak bakalan ikut
dech. Diam-diam di dalam hati sudah terbesit keinginan itu walaupun tak
diungkapkan kepada teman-temannya.
Pesta tinggal seminggu lagi lebih
kurang. Malam minggu nanti anak-anak jati Luhur bakal memadati gedung.
Anak-anak band sudah pada kepe-dean buat nampil.
“Sebagai perwakilan kelas kita, aku
berharap teman-teman datang yach. Termasuk kalian juga datang. Apalagi gue
nampil duet nyanyi ama Risky nanti habis sambutan Kepsek. Jadi cepetan yach,”
ujar Mitha kepada Dini.
Kepada Dini. Ya, karena Dini tampaknya
paling nggak nggeh’ dengan Pentas Seni itu. Lalu mau bilang apa lagi? Semua
akan datang kecuali Dini seorang? Ohh pasti Dini bakal dipermalukan oleh seisi
kelas. Padahal Mitha baek banget. Semua tahu itu.
Ahhhh,, kemana muka gue nanti kalo
ketemu Mitha? Gue pasti dibenci? Mau pergi tapi nggak punya gaun? Kan tengsin?
Hari demi hari pertanyaan itu makin menghantui Dini.gelar nggak lama lagi. Ada
yang bilang suaranya mirip suara Tailor Swift.
Mitha adalah seorang penyanyi belia.
Suaranya bagus banget. Dia sekarang lagi berusaha menang buat sebuah ajang
pencarian bakat yang audisinya bakal d
Hari H pun tiba. Anis ditambahin duitnya
oleh mama. Vira tenyata dibeliin gaun. Kiky pinjam punya kakaknya. Lalu Dini?
Pake kaos putih ama sweater ungu yang
sedikit lusuh plus celana jeans item yang nggak bermerek.
Sambil menunduk Dini memasuki gedung di
salah satu hotel yang terbilang mewah itu. Sesekali orang melihatnya. Atau ada
yang bisik-bisik melihat keanehan Dini. Entah berapa lama Dini harus
menahan malu . Pokonya selesai Mitha
tampil dini udah ancang-ancang angkat
kaki.
Gaun diatas dengkul yang pas body. Plus
Aksesoris pinta cantik di rambut yang dicat natural brown. Oh ya sepatu high
heel yang cantik banget. Jen berada di pintu masuk ruangan tempat
berlangsungnya acara Penganugrahan Pentas Seni itu. Senyumnya terhadap setiap
tamu yang hadir. Memuji sesekali gaun para tamu.
“Gila Sil, gaun kamu cantik banget,”
ucap Jen.
“Iya donk kan dibeliin mama ku di
mal,”Ujar Sisil.
“Hmmm ya sich,, tapi ini pasti yang KW.
Kalau punyaku ini asli desainer Alex Amarta yang terkenal itu lho,”
Sisil hanya tersenyum kecut. Belagu
banget deh Jennifer. Kalau bukan anak Kepsek pasti udah gue gampar!
Dengan takut-takut Dini Cs memasuki
pintu gedung. Setajam apalagi sich komen Jen yang ingin disebut super
fashionista yang sejajar Paris Hilton katanya itu.
Lirik dari bawah sampai atas. So pasti,
penampilan Anis, Vira. Kiky itu standar banget. Gaunnya juga biasa aja. Lalu
satu titik terhenti pada Dini.
“Pesta ini Cuma buat anak Jati Luhur.
Bukan buat anak sekolah lain.”
Dini shok atas komen Jennifer. Padahal
dia anak Jati Luhur juga. Dini hanya terdiam.
“Jen, ke dalam yuk,, bentar lagi
sambutan Kepsek, kan OSIS juga mesti nam…..” terputus.
“Jen, suruh mereka masuk,” ujar Andre
ketika melihat pemandangan di depan pintu gedung.
“Ndre, kita nggak undang sekolah laen
kan,” ujar Jen.
Andre pun mengerti . Dengan sikap bijak,
Andre tahu betul keputusan yang mesti di ambil.
“Adek-adek dari kelas berapa?
“Sepuluh dua Kak,” jawab anak-anak itu
serempak.
“Kamu juga anak sepuluh dua kan? “ Tanya
Andre kepada Dini.
Grogi plus malu. Siapa sich yang nggak
pengen disapa cowok sekeren Andre. Tapi kondisinya mengenaskan banget dech.
Gaya gembel kayak gini.
“Iii..ya kak,, maaf saya ke sini nggak
pake dress code. Saya mau lihat penampilan teman sekelas saya Mitha,” Dini
hanya tertunduk malu.
“Siapa bilang kamu nggak boleh masuk?
Asal anak Jati Luhur pasti boleh lah,” senyum sang Ketua OSIS itu pun membawa
Dini melayang melambung menuju bintang.
“Dinii.. thank you banget udah datang .
Oh iya kamu bisa pinjam bajuku koq. Tadi aku nggak jadi pakai karena kostum
buat nyanyi udah dipersiapkan. Nech kunci mobilku ,” Mitha datang seketika
menjadi malaikat penyelamat berikutnya .
Hmm… biar aku temani ke parkiran ya.
Soalnya mobil Mitha tepat di sebelahku. Kamu pasti bingung kalau sendiri,” tak
diduga Kak Andre pun menawarkan bantuan sementara Jen mukanya jelek banget
menahan kesal.
Ahh… Kak Andre emang keren banget.
Makasih ya kak. Udah bolehin aku masuk. Kakak emang cowok paling keren di
dunia. Dini menggumam di dalam hatinya.
Sambil berjalan ke parkiran Andre ngajak
Dini bercerita seputar kegiatannya. Senang banget sekaligus grogi deketan ama
cowok seganteng dia.
“Tar ruang gantinya ada di sebelah
sana,” ujar Andre ramah.
“Iya kak, thank you banget. Makasi kak.
Saya ngerepotin banyak dech. Biar saya pergi sendiri saja. Kan kakak mesti kasi
sambutan,” ujar Dini.
“Oh iya, ampe lupa. Kamu orangnya asyik
juga diajak ngobrol tentang kegiatan skul kita. Mulai sekarang kita temanan
yach,” ujar Andre.
“ Ya kak.. senang banget bisa dekat ama
Kakak,” balas Dini lagi.
Malam itu menjadi malam yang terindah
bagi Dini. Sementara dengan sedikit malu Jen hanya diam menatap empat sekawan
tersebut. Ia hanya tertunduk lalu berjalan mendahului mereka dan sedikit
tergesa-gesa.
Maret 2012, Pekanbaru
Yoan
Fa, penulis kelahiran 24 tahun silam di
kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Menulis cerpen adalah hobinya sejak
duduk di bangku SMA dulu. Sehari-hari bekerja sebagai Asisten Redaktur pada koran
harian lokal Metro Riau di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Senang berdiskusi dan
berbagi informasi tentang sastra dan jurnalistik.
Fb : yoan fa
Twitter : yoan_oke
e-mail: yoanfa18@yahoo.com
Cp: 08127619755/081959481188
Teelit banget kk... asah terus... mana tau terbit di majalah story dll... hehehe
BalasHapust qyu bgt yach mur,, semoga aja hehehe
BalasHapusKereeeeeeeeeeeeeeennnnnn.... kehidupan remaja habis dikuras sama yoan fa... jib..ajib..ajib..ajib..ajib...
BalasHapus