Wan Aditya Fadli
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
Betapa saat ini bagaikan sebuah panggung boneka
dimana aku sedang menjadi seorang pemeran utama
dan sedang dikagumi hingga dicaci maki oleh berbagai macam perasaan para penonton nya.
-[metamorfosis] kisah dua kamar-
***
perlahan renyah suara tawamu ditelan lagi oleh keheningan...
dan tak lagi kudengar, kini hanya sunyi yang menguasai.....
***
Malam berlalu bening embun menggumpal mimpi
Sementara detak jantungku menggemakan rindu ditiap jam berdenting.
***
aku tak merisaukan petang ini hujan
sebab lengkung senyummu hangatkanku
aku tak gaduhkan rintik menitik sampai pagi
sebab kamu bersamaku di satu payung
***
dengan menghisap bahaya;
kuabadikan kisah kita kawan
kisah kita yang tersayat mimpi
tentang kita yang memaki sunyi
itulah kita, akrab dengan kekonyolan yang amat nyata!!!
***
kepada senja kutitipkan segala asa
kupinjam jingganya sekedar mendempul luka....
***
malam runtuh dengan Jutaan tetes beterbangan
seperti tangis terbebas dari kesedihan
bertemankan kepulan nikotin dan kentalnya kafein
ingin kutulis puisi terbaik untuk menyanjungmu
namun ada kata yang pantas untuk memujamu selain:
aku cinta kau dengan sepenuh damba.
***
tiupan resahmu gigilkan aku dalam isak yang semakin menyesak
mendesahku dalam merindu hingga syahdu
***
Teruntukmu tengku fera al-shahab;
Aku dapat memahami jemu mu
Karena aku tak dapat menghadirkan temu
Hanya sepotong rindu pada jemu yang ku tunggu
Dan bila tiba waktunya
Aku ingin berbisik padamu
tentang warna jingga yang menghiasi senja
tentang embun-embun yang telah hilang ketia pagi menyapa
tentang aku yang paling sepi
lebih sepi dari puisi yang paling sepi
namun semakin aku rindu
semakin aku terinspirasi lalu menjadi puisi
disini, masih dengan sajak rindu yang paling rindu
Pekanbaru-Dumai, Januari 2012
***
Bagiku eksistensimu lebih dari nyata
Juga keberadaanmu begitu absurd
Kita begitu mengerti namun saling membias
Kita juga saling mendukung namun tak saling menguatkan
kau tau mengapa?
karena kau bersekutu dengan ragu!!!
***
melalui layar beku
menikmati sesabit lengkung senyummu
itu saja cukup membuatku tersipu
***
Shoimatun Nur Azizah
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
aku masih bisa sarapan..
meski semalam aku tak pulang..
di sini aku belajar mandiri..
masak sendiri..
bersih2 sendiri..
jika pulang nanti..
percalah, ..
wahai penghuni rumah..
inilah anak emasmu..
yang telah dewasa..
yg punya asa..
asa tuk buatmu bahagia..
***
dirimu hanyalah impianku saat ini
maka jgn buatku berharap lagi
krn kau punya segalanya
segala yang tidak aku punya
***
Azizah Nur Fitriana
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
Aku kembali pada hening
saat suara guntur menggelegar
Pada malam aku menyelam
Pun tenggelam pada sejuta ketakutan
Lalu aku ingin berkata kembali
Tentang langit yang hitam
Dan kini aku terdiam
Dalam sajak yang bisu***
Ketegaran seorang anak
Ketegaran seorang anak
Tak terkatakan lagi
Di saat ia harus memilih
Antara cinta pun orang tua
Satu sisi aku tak rela
Sisi lain ini amanah
Aku tak ingin jadi
Anak durhaka
Ku indahkan perkataan
Mereka yang memintaku
Menikahi kematian
Karena kemiskinan
***
terlalu berharap akan sesuatu...
yang ada hanya kekecewaan
jika harapan itu belum nyata adanya
***
ini malam bumi menangis kembali
bersebab apa aku tada ketahui
yang kutahu hatiku
tiada menangis malam ini
pun barangkali bumi
sekedar berbagi kisah sedih
***
dari senja hingga senja lagi
kau masih menggumam di sana ...
entahlah !!!
***
Fiky Twonando
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
sedalam dalam sajak...
takkan mampu menampung air mata bangsa,
***
Avet Batangparana
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
KERINDUAN
Rinai hujan
Pertengas kerinduan
Pekat menikam
Merajah hitam
Oh, ranjang malam
Kita telah mengagumi bayangan
***
Erma Rayen
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
Bagaimana ini
ice creamnya hampir habis meLeLeh
sedang kau beLum seLesai mengajariku tentang kesabaran
***
Tulus Aleksander
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
dengan menghisap bahaya;
kuabadikan kisah kita kawan
kisah kita yang tersayat mimpi
tentang kita yang memaki sunyi
itulah kita, akrab dengan kekonyolan yang amat nyata!!!
***
sungguh sulit kurasa
menangkap makna goresan kata
yang terukir pada bongkahan hatimu
sekilas pandang serupa sepi
tapi juga serupa nyeri
kini berubah menjadi mata-mata pisau
yang siap menikam kan risau
dalam kesunyian
***
ku melangkah menapaki setiap jengkal permukaan bumi
mencari tulang rusukku yang hilang
kemana lagi kuharus melangkah
ringkih tubuhku tanpa yang kehilangan engkau tulang rusukku
***
sebernya ingin kutuliskan rinduku kepadamu pada lembaran angin malam
tapi sayang angin tak tahu jalan menuju lembah hatimu
***
Chardie Boedax'zMelayoe
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
Hampir seabad luka itu mengasap di jemari merah api tak padam..
Untuk mu rindu
aku sulam menjdi alunan lagu yg merdu..
***
Siti Nur Aisyah
(Klik DISINI untuk luncur ke Facebooknya)
ketika air mata itu terberai
kemana hendak mengadu????
mengeluh dengan hati yang menyesakan
tanpa arti tanpa hasil,,,
***
NB:
Untuk coretannya Delvi Adri, barangkali sudah didokumentasikan sendiri di Ruang Sastra-nya :D
bercumbu dengan kata lebih nikmat dari pada menenggak segelas anggur dengan kekasih di tengah kesunyian malam
BalasHapus