Minggu, 08 April 2012

Celotehan Anis Ekowati (Sahabat SatuMataPena) 2

ilustrasi

Sabtu, 17 Maret 2012

Sekitar pukul dua aku sudah bangun. Memang sengaja alarm kupasang jam sekian. Berharap aku tidak terlambat karena terkadang kepalaku juga suka kembali ke bantal jika alarm sudah ku stop. Huh, payah ya aku :D
Aku mulai packing. Mengemasi beberapa barang yang kurasa penting untuk kubawa. Tak mau menunggu lagi, begitu semuanya sudah siap, langsung saja kulangkahkan kakiku keluar dari kost. Kulihat waktu menunjukkan pukul 3.18. Tepat. Apakah itu masih terlalu pagi?
Ya, aku menelusuri jalanan itu sendirian. Dalam pagi yang masih pagi –menurut pandanganku. Tapi mungkin bagi sebagian orang itu biasa saja. Saat aku berjalan, kulihat masih ada beberapa pemuda yang tengah asyik bermain game online di sebuah tempat yang menyediakan fasilitas bermain seperti itu. Beberapa tukang becak di pasar juga sudah  stand by. Juga ada beberapa pemuda yang berbincang di dekat sebuah musholla. So, tidak aneh kan, jika aku juga memulai aktivitasku sepagi itu. Itu biasa saja kan? Meskipun aku seorang perempuan.
Sampai di tempat. Setelah sebelumnya kunikmati pemandangan pagi di jalanan besar. Aku harus menunggu. Loket untuk tiket kelas ekonomi. Sekitar jam empat kurang pintu loket dibuka. Orang-orang berduyun-duyun mengantre. Tak terkecuali aku. Tiket sudah berhasil kudapat, aku masuk. Dan lagi, aku harus menunggu.
Beberapa menit kemudian datanglah dua orang teman satu jurusanku –saat semester pertama kami selalu satu kelas. Tapi kami berbeda jurusan dalam kereta. Tapi masih satu wilayah karesidenan. Kami terlibat percakapan  sebentar.
Ia sedikit tak percaya saat kubilang bahwa aku berjalan dari jam tiga seperempat. Ia saja tadi datang ke sini dengan teman lelaki. Ya, dua orang yang kumaksud tadi adalah seorang cewek dan cowok. Mungkin yang terlintas di benakmu sedari tadi adalah tentang risiko yang akan terjadi padaku. Suatu hal yang tidak-tidak. Suatu hal yang memang perlu diwaspadai. Tapi tenanglah, tak ada bahaya apapun yang kuhadapi. Selalu ada yang menjagaku, juga kau J
Sampai di rumah. Hal yang sama juga dilontarkan oleh kedua orang tuaku. Mereka mewanti-wantiku untuk tidak lagi melakukan hal itu. Mereka tentu takut akan terjadi sesuatu padaku. Hal yang tak diinginkan. Ya Pak, Bu, nasihatmu akan selalu kuingat.
Ah, mungkin di sini dulu ceritaku tentang ini.
Sebenarnya aku juga ingin tersenyum saat mengingat keberanianku yang semacam ini. Bayangkan lagi, seorang anak perempuan berusia 19 tahun berjalan sendirian sekitar pukul tiga malam. Bagaiman pendapatmu?


----------------------------------
Anis Ekowati, lahir di Kediri, 31 Mei 1992. Anak terakhir dari dua bersaudara -meskipun namanya mengandung kata eko (satu). Mulai tahun 2011 tercatat sebagai mahasiswi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar