Gadis Belia Bahagia Sedunia
ilustrasi |
Sudah
seminggu ayah tak masuk kerja, tak biasa ayah seperti ini ayah yang aku kenal
selama ini adalah ayah yang tak pernah sakit dan selalu menjadi ayah terhebat
bagiku. Aku Sifa Nurdiana anak bungsu dari keluarga Pak Sanurdin dan Bu Dianawati.
aku sedih bila melihat ayah sakit seperti ini, aku mahasiswa di salah satu Universitas
Negeri Sumatera Utara.
Aku
sangat bersyukur bisa merasakan pendidikan hingga sekarang telah menjadi
mahasiswa. Bukan hal mudah untuk di terima dalam Universitas negeri, aku
tergolong dari keluarga bersahaja tak memiliki mobil mewah, supir pribadi,
apalagi pembantu. Yah, aku bangga lahir di keluarga yang bersahaja ini keluarga
yang mendidikku dengan kasih sayang dan moral agama.
Di suatu pagi aku bersiap-siap untuk kuliah,
sebelum aku pergi biasanya ibu selalu menyiapkan bekal untuk sarapan dan makan
siang di kampus, karena rumahku cukup jauh menuju kampus jadi tidak sempat
sarapan di rumah. Ibu juga menyiapkan beberapa bungkus nasi goreng untukku jual
di kampus, gak mahal-mahal kok cukup dengan dua ribu rupiah saja sudah bisa sarapan
nasi goreng buatan ibu.
Ibu
berpesan padaku “jangan lupa sampai di
kampus langsung sarapan ya nak, hari ini ibu bawakan sepuluh bungkus nasi
goreng kalau tidak habis terjual semuanya Sifa makan sama teman-teman saja ya
nak” . tapi bu, sedihlah kalau tidak habis, nanti ibu rugi lah” ucapku dengan
bergetar. Tidak mengapa Sifa, jangan bersedih hati kalau tidak habis semuanya
sayang, berarti belum rezeky kita” Ibu mencoba menenangkan hati Sifa”.
Dengan
hati senang dan wajah ceria aku minta izin pergi kuliah tak lupa ku mencium
punggung tangan ibu dan mencium wajah ibu. Sifa pergi ya bu, assalamualaikum. “wa’alaikumsalam,
hati-hati ya Sifa belajar yang benar ya nak agar kelak Sifa menjadi anak yang
dapat membahagiakan keluarga seperti keluarga kita”. Di dalam hati ibuku berkata (ibu bangga dengan Sifa yang memilik
semangat besar untuk keberhasilan, semoga engkau selalu dalam lindungan Allah
nak). Ibu kok melamun? Sifa pergi ya bu. Iya Sifa.
Lima menit keberangkatan
Sifa, ibu Sifa menyiapkan sarapan untuk ayah yang terbaring lemah di dalam
kamar.
“Sifa
sudah pergi ya Bu?” Tanya ayah dengan suara serak
“iya
pak , Sifa sudah pergi kuliah. Ini sarapannya sudah ibu siapkan.”
Ayah
dan mamak Sifa pun sarapan dengan rasa syukur dan nikmatnya.
Di perjalanan
menuju kampus.
Aku
menunggu angkutan kota
di depan gang, lama sekali angkotnya datang Sifa tak mau terlambat sampai
kampus ya allah. Tak lama kemudian angkot dating ku setop angkot itu dan duduk
di depan bersama supir karena di dalam sudah penuh penumpang lain.
aku
harus turun di simpang tiga tempat biasa ia berganti angkot, karena dari rumahku
tak ada angkot langsung menuju kampusnya jadi beginilah setiap harinya aku
lakukan demi belajar ke kampus.
Ketika
aku turun dari angkot pertama aku memberikan ongkos kepada supir dengan
selembar uang seribu, supir itu marah dan membentakku.
“
Berapa ongkos mu ini dek” kau bukan anak sekolah jangan lah segini.kata Supir.
“Tapi
kan dekat
bang, aku tak punya banyak uang, segitu saja ya bang” jawabku.
“Minta
uang yang banyak sama mamak kau ya dek” Supir itu berkata.
“
Iya lah bang” Ku jawab singkat.
“Ya
sudah lah awas kau kalau naik angkot aku lagi ya!” ancam si Supir
aku
terhentak mendengar perkataan supir, aku memang sering di caci seperti tadi
karena memang aku tak punya uang banyak, hal yang wajarlah aku memberi ongkos
seribu rupiah karena tidak terlalu jauh dari rumahku ke simpang tiga.
Dasar
supir angkotnya saja yang keterlaluan. Aku tak memperdulikan ucapan supir itu,
aku menyetop angkot berwarna merah yang menuju kampusku. Di dalam angkot aku
duduk di sudut kiri dengan memangku tas ransel dan bungkusan nasi goreng,
karena perjalanan ke kampus menghabiskan waktu kurang lebih satu jam aku tak
menyia-nyiakan waktu aku mengeluarkan buku atau bacaan lain dan membacanya
dengan perlahan.
Terkadang
pun jika aku kelelahan membaca aku tertidur di angkot, puas juga tidur di
angkot dengan perjalan yang cukup jauh. Ahahaha aku jadi tertawa sendiri
mengingat hal yang satu itu.
Sudah
lama aku di dalam angkot, sampai juga akhirnya di kampus. Aku bergegas menuju
kelas, aku takut terlambat karena mata kuliah hari ini adalah berbicara dan ada
presentasi kelompok .
Dengan
tergesa-gesa aku sampai di kelas ku hela
nafas panjang bersyukur ternyata belum di mulai perkuliahan nya, aku tengingat
pesan ibu. Sampai di kelas langsung sarapan, aku pun meletakkan ransel dan
bungkusan di bangku yang telah disediakan oleh teman-temanku, aku membuka bekal
yang di siapkan ibu dan mulai makan nasi.
Tak
lupa aku mengajak temanku untuk makan bersama walaupun hanya sekedar basa-basi
semata tapi terkadang temanku ikut makan bekal buatan ibuku, aku senang bisa
berbagi bersama teman dan makan pun terasa lebih semangat.
Alhamdulillah
habis bekal sarapan yang ibu bawakan pasti ibuku senang, “ucapku sambil minum
setelah makan nasi.
“Sifa,
makasih ya bekal nya aku jadi kenyang padahal tadi belum sempat sarapan di
kost.” Ucap Kiki salah satu teman dekat Sifa.
“Iya
ki, sama-sama ya sifa juga senang Kiki mau bantuin Sifa makan , ehehe”
Waktu
berjalan seperti angin berhembus ke setiap sudut ruang kuliah, jam perkuliahan
pun berakhir, aku dan teman-teman pulang naik angkot yang sama. Hampir semua
teman dekatku ngekost di daerah yang dekat kampus , hanya aku dan Rina yang
asli anak Medan
jadi tidak ngekost seperti yang lain.
Aku
penumpang setia angkot ini, aku yang menjadi penghuni terakhir setiap pulang
kuliah karena rumahku yang paling jauh di antara semua. Aji , Bunga dan Dedi
berdekatan kost nya mereka turun bersama-sama.
“Sifa,
hati-hati ya di angkot awas loh supir nya ganteng tuh ,” Sifa jangan sampai
terpesona ya sama supir nya” Bunga menggodaku.
Iya
Sifa, kami turun duluan ya, sampai ketemu besok” Aji tak mau kalah dari Bunga.
“Sifa,
jangan tidur di angkot ya nanti Sifa di bawa lari sama supir” Dedi mengingatkan
Sifa.
“Tenang
saja teman-teman Sifa akan hati-hati kok” tukasku.
Beberapa
waktu kemudian aku sampai di simpang tiga, aku turun dan menunggu angkot yang
ke arah rumahku. Kali ini angkot yang menuju rumahku dating lebih cepat setelah
aku turun dari angkot merah, aku naik ke angkot berikutnya aku duduk di pinggir
dekat pintu masuk angkot.
Peristiwa di
rumah.
Assalamu’alaikum,
Sifa pulang mak
“wa’alaikumsalam
Ehh Sifa sudah pulang” jawab Ibu sambil membukakan pagar rumah Sifa yang
terbuat dari anyaman bambu.
“Iyya
Bu Sifa sudah pulang, ayah mana Bu ?” Tanya Sifa sambil masuk ke rumah.
“Sifa”…terdengar
ayah memanggilnya dari kamar.
Ayah,
ayah sudah makan yah? Sifa mencium tangan ayah dan memeluknya.
“Sifa,
ayah rindu sekali sama Sifa, Sifa jangan tinggalkan ayah ya Sifa” Ucap Ayah
sambil mendekap Sifa penuh kehangatan.
“Ayah
mengapa berkata seperti itu yah, Sifa cuma kuliah sebentar saja ayah, Sifa tidak
pergi meninggalkan ayah” Sifa mulai menangis mendengar perkataan ayahnya.
“Ayah,
sekarang Sifa nya kan
ada di sini Sifa tidak mungkin meninggalkan ayah” Lanjut Ibu memastikan”
“Sifa
janji ya jangan tinggalkan ayah, Sifa harus selalu berdoa buat ayah supaya ayah
cepat sembuh dan bisa cari uang banyak untuk biaya Sifa kuliah” tutur ayah.
“Ayah
beda dari yang biasanya, apa yang terjadi pada ayah ya allah” dalam hati aku
bertanya.
Ayah
pun melanjutkan nasihat-nasihat nya kepadaku.
“Sifa
harus Bantu Ibu , jangan malu kalau Sifa berjualan di kampus jangan jadi anak
durhaka, sayangi Ibu sampai kapan pun” perkataan ayah semakin aneh dan membuat
Sifa menangis terisak-isak.
Ayah,
Sifa janji akan menjadi seperti yang ayah inginkan. Sifa sayang ayah dan ibu,
Sifa selalu mendoakan ayah dan ibu dalam sholat Sifa yah, Sifa memeluk ayah
dengan kuatnya.
Ibu
pun ikut memeluk Sifa dan ayah, kami berpelukan selaksa tak ada duka yang
terjalin dalam keluarga kami.
Dalam
hangatnya pelukan ayah dan ibu , aku tak henti menitiskan airmata.
Disela pelukan
keluarga yang harmonis ini aku merasa diriku gadis belia yang paling bahagia
sedunia.
selesai
SKETSA KONTAN
7 desember 2011
------------------------------
Azizah Nur Fitriana adalah mahasiswa universitas negeri medan jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia
dan sedang bergiat di komunitas tanpa nama.(KONTAN)
Fb : keep smile azizah
Blog : azizahnurfitriana_beranda
kita ( anfaituazizahblogspot.com )
sip....
BalasHapusbegitulah
Hapus